Sukses Sebelum Usia 30, Intip Pengalaman Para Pemimpin Muda Tokopedia Ini!

November 14, 2016

Zaman dulu, kamu harus bekerja selama belasan tahun untuk bisa mendapatkan jabatan di perusahaan. Tapi di era Millennials ini, konsep tersebut berubah. Kariermu dapat melesat di usia muda. Di Tokopedia, hampir semua pemimpin divisinya memulai pencapaian saat masih berkepala dua. Berikut, lima diantaranya membagikan pengalaman meraih kesuksesan yang bisa kamu tiru. Yuk, intip lebih lanjut!



1. Abraham Lumban Batu: Tanpa tujuan jangka panjang juga bisa sukses, asal terus belajar dan bertanggung jawab

Bram, sapaan akrab Abraham, memulai karier sejak 2012 di perusahaan minyak sebagai seorang analis bisnis. Karena tertantang untuk mengembangkan diri lebih lanjut, ia memutuskan bergabung di sebuah start-up fintech pada 2014. Di situ, ia menjadi orang kedua yang bergabung untuk membesarkan perusahaan. Sebelum menjadi kepala divisi, pimpinannya memberikan tantangan demi tantangan untuk mengetes kemampuannya.

Per Agustus 2016, Bram beranjak ke Tokopedia untuk menerapkan ilmu yang telah didapat sebelumnya. Sebagai Head of Financial Services di usia yang masih 27 tahun, ia berusaha memposisikan diri sebagai teman bagi anggota timnya. Bukannya bos yang memberikan perintah satu arah dan tak mau mendengarkan saran dari anak buah. “Tim itu adalah temen, jadi kaya kerja bareng. Kadang kalo gue salah, mereka yang ngingetin. Cuma part yang hampir lebih gue tekenin itu sebenernya part untuk koordinasinya aja.”

Bicara pencapaian, Bram merasa dirinya bukan orang yang ambisius dan punya target jangka panjang. Baginya, menjalani hari ini dengan terus belajar dan beraktualisasi diri adalah caranya menggapai kesuksesan. Siapapun bisa berhasil dalam karier kalau mau bekerja keras dan bertanggung jawab atas pekerjaannya.

2. Pramesti Tyas: Hadapi tiap masalah dalam pekerjaan, lalu temukan solusinya


Di usianya yang ke-29, Tyas sudah menjadi Human Resource - Recruitment & Assesment Specialist di Tokopedia sejak tiga tahun lalu. Ia bergabung saat Tokopedia hanya memiliki sekitar lima puluhan karyawan. Baginya, bekerja sebagai HR di start up memberikan pengalaman untuk berimprovisasi. Terbukti, ia pernah berkesempatan untuk merekrut orang, membuat program pengembangan diri, hingga mengurus payroll.

Tyas menganggap, kesuksesan datang saat kita tak banyak menuntut atas pekerjaan kita. Cukup lakukan yang terbaik, hasilnya pun pasti setimpal. Selain itu, ia membiasakan untuk memecahkan setiap keluhan yang ia temui saat bekerja. Setiap masalah harus diidentifikasi hingga mendapatkan beberapa alternatif solusi. “Jangan terlalu bergantung sama orang untuk menyelesaikan masalah kita, justru perusahaan membayar kita untuk menyelesaikan masalah itu.”

Menjadi pimpinan HR di start up teknologi punya tantangan sendiri bagi Tyas. Tren merekrut orang lewat ‘hi-jacking’ salah satunya. Dalam melakukan hi-jack, ia menekankan untuk mencari sosok-sosok yang memiliki kesamaan visi dengan Tokopedia, bukan mereka yang cuma mencari materi semata.

3. Doni Nathanael Pratama: Berikan kemampuan untuk pekerjaan yang berguna bagi masyarakat, jangan cuma cari gaji banyak

Selepas kuliah, Doni langsung bekerja di Tokopedia sebagai Data Analyst & Internet Marketing. Sudah hampir 3 tahun berjalan, kini ia menjadi kepala di bidangnya tersebut. Baginya, Tokopedia adalah ikon perusahaan teknologi di Indonesia yang punya visi positif bagi masyarakat. Alasan itulah yang membuatnya tertarik bergabung.

Doni menganggap, kesuksesan tercapai saat kemampuan kita bisa digunakan untuk membangun bangsa. Bukan sekadar memiliki gaji yang besar. Dibutuhkan hati untuk bekerja secara tulus. “Kesuksesan itu adalah ketika bisa berdampak buat society. Contoh gini, mungkin kalau kita motivasinya kerja nggak pure buat masyarakat, kita akan nerima tawaran kerja dari perusahaan yang merusak.” Dalam lingkungan internal, kesuksesan terlihat saat seorang pemimpin berhasil membangun timnya. “Saya percaya bahwa tim leader bukan berarti paling jago, tapi bagaimana leader itu memfasilitasi timnya agar bisa menemukan purpose-nya, bisa ikut berkembang.”

Selain menganggap William Tanuwijaya sebagai tokoh inspiratifnya, Doni merasa bahwa keluarganya juga jadi motivasi dalam meraih kesuksesan. Kakeknya adalah warga Tiongkok asli yang datang ke Indonesia di masa perang. Karena tak bisa kembali ke negaranya, ia merintis kehidupannya di Indonesia mulai dari nol.

4. Siti ‘Puji’ Fauziah: Harus terbuka terhadap hal baru dan jangan sampai meremehkan orang lain

Kak Puji, begitulah para anggota tim memanggilnya, sudah malang-melintang di dunia public relations sejak lulus kuliah dari LSPR pada 2009 silam. Sebelum bergabung di Tokopedia, ia telah bekerja di perusahaan logistik serta perusahaan media skala nasional. Membangun brand Tokopedia dari nol, ia melewati masa di mana harus menghubungi satu per satu media untuk memperkenalkan diri dan berujung dengan penolakan.

Kini, ia telah menjadi kepala public relations Tokopedia di usia awal 30-an, sebuah pencapaian yang sudah dirintisnya sejak kepala dua. Menurut Kak Puji, kesuksesan dapat diraih kalau kita mau terbuka akan hal baru. Jangan takut dianggap bodoh saat bertanya pada rekan kerja, justru dari situ kita akan mendapatkan pemahaman-pemahaman yang sebelumnya tak dikuasai. Kita juga harus mendengarkan masukan dari orang lain, jangan pernah meremehkan mereka karena merasa paling tahu.

Sebagai perempuan karier yang sudah berumah tangga, Kak Puji berusaha untuk menyeimbangkan waktunya di antara keduanya. Ia menganalogikan keluarga sebagai bola kaca yang rentan pecah, sementara karier adalah bola karet yang bisa memantul lagi meski terjatuh berkali-kali. “Keluarga itu penting, jadi harus pinter bagi waktu.”

5. Alan Chang: Sukses itu terdiri dari dua hal, yaitu kerja keras dan kedua itu rendah hati

Alan, biasa ia akrab disapa, adalah Chief Product di Tokopedia. Walaupun ia baru bergabung kurang lebih 1,5 tahun di Tokopedia, ia langsung diberikan kepercayaan untuk memimpin 45 Nakama yang bertanggungjawab secara langsung akan perkembangan dari seluruh fitur yang saat ini sudah ada di Tokopedia, dan tentunya juga fitur-fitur yang saat ini masih dalam tahap peracikan. Alan berpendapat bahwa kesuksesan itu adalah sebuah hal yang subjektif, namun menurutnya selama hal yang dilakukan membawa perubahan yang positif dan kita merasa puas akan hal tersebut, hal itu bisa dianggap sebagai suatu kesuksesan.

Menurutnya kunci kesuksesan itu ada dua hal, yang pertama adalah kerja keras, dimana kita memberikan sesuatu lebih dari yang diminta. Yang kedua adalah kerendahan hati. “...misalnya tidak rendah hati, ketika sudah sukses kita akan mulai tidak mengenal orang, mulai sombong, mulai tidak mau belajar hal baru, hanya ikut hal-hal rutin. Pada saat itulah kita masuk ke zona nyaman, zona dimana kamu bisa mulai stuck dan tidak berkembang.” Kerja pun harus mengenal work and life balance, dimana kita harus selalu punya waktu untuk keluarga. Karena jika kita mempunyai permasalahan dikeluarga, maka hal tersebut akan memengaruhi kinerja pekerjaan kita.

Alan pun memberikan pesan bagi seluruh Newkama agar kita mencari role model, carilah mentor yang bisa memberikan impact positif kepada diri sendiri, yang bisa memberikan motivasi ketika kita menemui permasalahan, dan yang bisa menunjukkan kepada kita apa itu leader yang sesungguhnya. “Hanya seorang leader yang sudah bisa mencetak leader lainnya lah yang layak disebut sebagai leader.”


Nah, itu tadi pengalaman tentang kesuksesan yang dibagikan kelima pemimpin muda Tokopedia. Ternyata, menggapai karier cemerlang sebelum usia 30 itu bukan mitos, ‘kan? Apakah kamu tertarik untuk mencoba menerapkannya? Ayo, tetap semangat dan berusaha!

You Might Also Like

0 komentar